Laman

Saturday, July 14, 2012

Siapa saja sih orang dibelakang sebuah website?

Kebanyakan orang menganggap sebuah website itu hanya di buat oleh satu orang saja, yaitu web designer. Tidak heran masih banyak desainer grafis lokal dengan basic print design yang mengira membuat website itu sulit.

Tahun lalu saya sempat menawarkan teman (seorang desainer grafis juga) untuk mencoba terjun ke dalam desain website, tetapi tanggapannya adalah “gue ga bisa code” , “ribet” dan lainnya yg sejenis. Ya, itulah sekilas potret mayoritas teman-teman desainer lokal saat ini.
Sangat disayangkan, karena menurut saya media yang akan paling banyak di gunakan dalam 2-3 tahun kedepan adalah media digital. Coba lihat iPad sudah bisa di order online dari website Apple, dengan harga mulai dari Rp.4,799,000. Sangat terjangkau sekali bukan? Dan ini baru awal, coba bayangkan kalau sudah menjamur.
Pembuatan produk digital (dalam hal ini saya ingin menitikberatkan pada website) melibatkan peran beberapa profesi. Website yang bagus biasanya di kerjakan oleh sekumpulan orang dengan spesialisasi yang berbeda namun saling bersinergi. Beberapa di antaranya adalah,

1. Web Interface Designer

Spesialisasi ini seharusnya bisa di adaptasi oleh teman-teman dengan basic print design. Memang butuh waktu untuk mempelajari cara kerja website, memahami cara kerja code dan developer, sampai dengan mengamati tren desain website terkini. But it’s worth it! Sekali kamu menyelami dunia interface design, kamu akan menyelam semakin dalam :)
Peran interface sama pentingnya dengan developer, ini sama saja seperti kita mendesain sebuah logo. Kita menggunakan elemen visual untuk menyampaikan pesan, menggunakan simbol untuk mempermudah pengguna berinteraksi.
Intinya tetap komunikasi, malah semakin kita mendalami interface kita akan lebih banyak mempelajari kebiasaan pengguna (usability), yang menurut saya, secara tidak langsung kita mempelajari psikologi orang lain (misalnya, reaksi pengguna terhadap warna tertentu, permainan tipografi dan lainnya).

2. Front End Developer

Kalau kamu sudah mengerti code dan kamu senang meng-coding desain yang sudah kamu buat sendiri, maka sebaiknya kamu memilih peran front end developer. Secara teknis, front end developer akan menghasilkan html dan css dari desain yang telah di buat di photoshop.
Front end developer yang baik mempunyai mata yang jeli dan biasanya juga mempunyai sense of art. Kalau basic nya memang desainer maka akan lebih baik lagi. Itu sebabnya banyak juga web interface designer yang bisa berperan sebagai front end developer juga.

3. Back End Developer

This is where the magic happens. Tampilan sudah bagus, sekarang tinggal memberikan ‘kemampuan’ pada website. Back End Developer ini bisa di bilang pekerja di belakang layar. Pengguna tidak melihat langsung tetapi bisa merasakan dan berinteraksi dengan website.
Misalnya saat kita mengupload foto ke facebook. Ini merupakan proses yang lumayan panjang. Tombol browse akan membuka window, menarik data dari komputer kita, lalu mengupload ke server, di display kembali di front end (page edit photo) sehingga user bisa melihat fotonya, memberikan deskripsi, tagging, dan yang terakhir publish.
Tetapi pengguna tidak merasakan proses yang panjang itu bukan? Itu karena interface dan fungsi bersinergi dengan baik.

4. Copywriter

80% tampilan website adalah text dan mayoritas pengguna pasti membaca text untuk mendapatkan informasi. Disinilah peran copywriter sangat di perlukan. Selain penampilan yang bagus, sebuah website harus mempunyai ‘cara/gaya berbicara’ yang mudah di mengerti dan khas sesuai dengan market masing-masing.
Peran copywriter ini terkadang bisa menjadi faktor x. Coba lihat bagaimana Twitter mengubah “What are you doing now” menjadi “What’s Happening”. Sangat terasa perbedaannya. Hanya dengan mengubah kalimat, Twitter bertransformasi menjadi sumber berita bagi seluruh dunia.

Kesimpulan

Sebuah website bukan di buat hanya seorang web designer (istilah web designer menjadi rancu sekarang ini). Minimal membutuhkan 2 peran, interface designer dan front / back end developer. Jadi, kalau kamu mempunyai basic sebagai print designer, saya harap kamu mau meluangkan waktu mengenal dan mempelajari desain website (setidaknya kamu bisa menjadi interface designer).
Percayalah ini merupakan masa depan dunia dan website baru permulaan saja. Nantinya tidak menutup kemungkinan kita akan menggunakan platform yang berbeda (aplikasi misalnya), tetapi dasar nya akan tetap sama, keempat peran ini tidak akan terpisahkan.



sumber : http://jurusgrafis.com/artikel/siapa-saja-yang-berperan-dalam-pembuatan-sebuah-website/

Sunday, February 19, 2012

Cara lain menghaluskan Wajah dengan Photoshop



Sekarang saya mau coba dengan cara lain menghilangkan jerawat atau menghaluskan muka tanpa meng clone ataupun healing.. tapi dengan blur filter.

Buka foto yang mau dihaluskan wajahnya..



duplikat layer background atau layer gambar dengan menekan ctrl + J


ubah layer style menjadi vivid light.



Klik Image > adjustment > Invert atau tekan CTRL + I



Klik filter > blur > gaussian blur


Nilai radius tergantung gambar.. usahakan hasil blur nya sama yaa dengan yang digambar



Klik filter > other > high pass .. sekali lagi nilai radius tergantung besar gambar nya.. jadi dikira-kira aja wajahnya udah mulus apa belom.. :).. kalo ada perubahan pada mata.. biarin aja.. nanti dimasking kok..



Kalo udah keliatan halus muka nya.. klik Add layer mask ..


warna foreground harus hitam..



Klik brush TooL .. warnai bagian-bagian yang harusnya tajem.. seperti alis, mata, bibir, hidung, rambut, baju… kecuali daerah yang ada jerawarnya.. jangan di masking.



hasilnya :



Ini contoh yang lain :



Gimana ? gampang kan ?


Selamat mencoba yah..

Mudahnya membuat form dengan google Docs